Sabtu, 05 Januari 2013

Makalah Belajar dan Pembelajaran









MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


TEMA : EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
 




Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran
Yang diampu oleh Saiful Bahri, S.Ag., M.Pd.


 








DISUSUN OLEH:
Imam Chanafi Andri Wachid (3214113009)
Linda Pebriani (3214113012)
M. Nurul Huda (3214113017)
Sulkha Nurin (3214113028)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) TULUNGAGUNG
JURUSAN TARBIYAH PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA
OKTOBER 2012

KATA PENGANTAR


          Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami selaku penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Belajar dan Pembelajaran dengan tema Evaluasi Belajar dan Pembelajaran ini dengan tepat waktu.
            Kami mengulas beberapa hal dalam makalah ini yaitu tentang pengertian dan prinsip umum evaluasi, tujuan evaluasi, syarat-syarat umum evaluasi, jenis-jenis evaluasi pembelajaran, serta pendekatan evaluasi pembelajaran.
            Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah mendukung dalam penyelesaian makalah ini:
  1. Saiful Bahri, S.Ag., M.Pd. yang telah memberikan tugas serta arahan kepada kami dalam pembuatan makalah ini.
  2. Orang tua kami yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
  3. Serta teman-teman kami dan semua pihak yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam pembuatan makalah ini.
Kami selaku penulis menyadari bahwa masih perlu adanya penyempurnaan dalam makalah ini, untuk itu kami mengharapkan saran, kritik, dan masukan yang bersifat konstruktif dan membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah Belajar dan Pembelajaran dengan tema Evaluasi Belajar dan Pembelajaran ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca serta khususnya bagi penulis sebagai penambah wawasan dan pengetahuan.


Tulungagung,   Oktober 2012


Penulis

DAFTAR ISI






BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Evaluasi belajar dan pembelajaran sangatlah penting utamanya di dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan evaluasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pencapaian peserta didik dalam menempuh mata pelajaran yang telah disajikan. Sehingga untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai, apakah aktivitas yang dilakukan telah berhasil mencapai sasaran, apakah prosedur kerja yang dilakukan sudah tepat, apakah sumber daya yang dimiliki sudah dapat dimobilisasi secara optimal untuk mencapai tujuan, dan apakah elemen-elemen pendukung kegiatan sudah berfungsi dengan baik, digunakan suatu evaluasi untuk semua hal tersebut. Peran evaluasi merupakan hal yang sangat penting dan keberadaannya tidak dapat tergantikan. Dengan adanya evaluasi seorang pengajar akan mampu melihat perkembangan dari setiap peserta didiknya dan dapat melakukan tindakan lebih lanjut manakala peserta didiknya mengalami kemunduran dalam pencapaian hasil belajar atau peserta didik belum mampu mencapai prestasi yang optimal.
Sehingga untuk dapat melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan benar, seorang pendidik atau guru dipersyaratkan mengetahui berbagai dimensi yang terkait dengan evaluasi. Terutama yang berkaitan dengan hakikat evaluasi, prinsip-prinsip evaluasi, jenis-jenis evaluasi dan prosedur evaluasi di dalam pembelajaran. Untuk itu, di dalam makalah ini kami akan mengulas hal-hal penting yang erat kaitannya dengan evaluasi belajar dan pembelajaran. Sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai suatu pedoman atau acuan dalam melakukan proses evaluasi.

B.  Rumusan Masalah

Makalah Belajar dan Pembelajaran dengan tema Evaluasi Belajar dan Pembelajaran ini kami susun dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1.        Apa pengertian dan prinsip umum evaluasi?
2.        Apa saja tujuan dari evaluasi?
3.        Apa saja syarat-syarat umum evaluasi?
4.        Apa yang termasuk dalam jenis-jenis evaluasi pembelajaran?
5.        Pendekatan apa yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran?

C.  Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.        Agar pembaca dapat memahami tentang pengertian dan prinsip umum evaluasi.
2.        Agar pembaca dapat mengetahui tentang tujuan-tujuan dari adanya evaluasi pembelajaran.
3.        Agar pembaca dapat mengetahui tentang syarat-syarat umum dalam evaluasi pembelajaran.
4.        Agar baik penulis maupun pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang jenis-jenis evaluasi pembelajaran serta pendekatan apa saja yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran.
5.        Agar penulisan ini dapat dijadikan sebagai suatu referensi bagi guru kaitannya dengan penerapan evaluasi pembelajaran.

D.  Manfaat Penulisan

1.        Sebagai penambah wawasan dan pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengertian dan prinsip-prinsip umum evaluasi.
2.        Sebagai penambah wawasan tentang semua hal kaitannya tentang tujuan-tujuan, syarat-syarat, jenis-jenis evaluasi serta pendekatan- pendekatan yang digunakan dalam evaluasi.
3.        Sebagai referensi bagi pembaca khususnya bagi pendidik atau calon pendidik dalam melakukan suatu evaluasi di dunia pendidikan.
4.        Sebagai suatu pedoman atau acuan bagi pendidik atau calon pendidik dalam mengadakan evaluasi, agar pelaksanaan evaluasi dapat berjalan dengan baik dan benar.
5.        Makalah ini dapat dijadikan sebagai pendukung yang nantinya hal-hal yang ada di dalam makalah ini dapat berguna serta dapat dijadikan sebagai motivasi serta dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.

 

 

 

 

 

 

 











 

 


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian dan Prinsip Umum Evaluasi

1.    Pengertian Evaluasi
Evaluasi berarti pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri pribadi siswa. Pada awalnya pengertian evaluasi pendidikan selalu dikaitkan dengan prestasi belajar siswa. Seperti definisi yang pertama dikembangkan oleh: Ralph Tyler beliau mengatakan, bahwa evaluasi merupakan proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum ada dan apa sebabnya. Untuk definisi yang lebih luas dikemukakan oleh dua orang ahli lain yaitu Cronbach dan Stufflebeam, definisi tersebut adalah bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan. Evaluasi berasal dari kata evaluation (bahasa inggris) kata tersebut diserap ke dalam perbendaharaan istilah bahasa Indonesia dengan tujuan mempertahankan kata aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal Indonesia menjadi evaluasi. Istilah penilaian merupakan kata benda dari nilai. (Abdul Jabar, 2007: 1)
Wiersma dan Jurs membedakan antara evaluasi, pengukuran, dan testing. Keduanya berpendapat bahwa evaluasi adalah suatu proses yang mencakup pengukuran dan mungkin juga testing, yang juga berisi pengambilan keputusan tentang nilai. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Arikunto yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan mengukur dan menilai. Kedua pendapat di atas secara implisit menyatakan bahwa evaluasi memiliki cakupan yang lebih luas daripada pengukuran dan testing. (Komsiyah, 2012: 105)
Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas, yakni mengukur dan menilai. Di dalam istilah asingnya, pengukuran adalah measurement sedang penilaian adalah evaluation. Dari kata evaluation inilah diperoleh kata Indonesia evaluasi yang berarti menilai.(tetapi dilakukan dengan mengukur terlebih dahulu). (Arikunto, 2010: 3)
Evaluasi pembelajaran merupakan penilaian kegiatan dan kemajuan belajar mahasiswa yang dilakukan secara berkala yang berbentuk ujian, praktikum, tugas, dan atau pengamatan oleh dosen. Bentuk ujian meliputi ujian tengah semester, ujian akhir semester, dan ujian tugas akhir. Pembobotan masing-masing unsur penilaian ditetapkan dengan kesepakatan antara dosen pembina matakuliah dan mahasiswa berdasarkan silabus matakuliah yang diatur dalam pedoman akademik masing-masing fakultas/program studi setara fakultas dan program pascasarjana.
Evaluasi Pendidikan adalah kegiatan menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan. Evaluasi ini dilakukan oleh guru,
Seorang guru harus melakukan evaluasi terhadap hasil tes dan menetapkan standar keberhasilan. Contoh: jika siswa sudah mencapai suatu kompetensi dasar, maka pelajaran dilanjutkan ke materi berikutnya, jika belum maka diadakan remedial. ( Majid, 2007: 224)
2.    Prinsip Umum Evaluasi
Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat tiga komponen, yaitu antara:
a.       Tujuan pembelajaran,
b.      Kegiatan pembelajaran atau KBM,
c.       Evaluasi, (Arikunto, 2010: 24)

Gambar bagan prinsip evaluasi tersebut adalah:












KBM
 

Evaluasi
 



 








Prinsip-prinsip umum evaluasi tersebut hendaknya bersifat:
1.    Kontinuitas
2.    Komprehensif
3.    Adil dan objektif
4.    Kooperatif
5.    Praktis( Arifin, 2011: 30)
Berikut ini beberapa prinsip dalam suatu penilaian:
1.    Penilaian hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif
2.    Harus dibedakan antara penskoran (scoring) dan penilaian (grading)
3.    Dalam proses pemberian nilai hendakya diperhatikan adanya 2 macam orientasi, yaitu penilaian yang norm referenced (dalam kelompok) dan yang criterion referenced (individu)
4.    Kegiatan pemberian nilai hendaknya merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar artinya menjadi feedback atau umpan balik
5.    Penilaian harus bersifat komparabel (adil)
6.    Sistem penilaian yang dipergunakan hendaknya jelas bagi siswa dan bagi pengajar sendiri (Purwanto, 2006: 72)

B.       Tujuan Evaluasi

  1. Tujuan Evaluasi
Secara umum evaluasi bertujuan untuk melihat sejauh mana suatu program atau suatu kegiatan tertentu dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Secara spesifik evaluasi memiliki banyak tujuan dan manfaat. Karena itu menurut (Reece dan Walker, 1997:420) terdapat beberapa alasan mengapa evaluasi harus dilakukan yaitu:
a.       Memperkuat kegiatan belajar
b.      Menguji pemahaman dan kemampuan siswa
c.       Memastikan pengetahuan prasyarat yang sesuai
d.      Mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran
e.       Memotivasi siswa
f.       Memberi umpan balik bagi siswa
g.      Memberi umpan balik bagi guru
h.      Memelihara standar mutu
i.        Mencapai kemajuan proses dan hasil belajar
j.        Memprediksi kinerja pembelajaran selanjutnya
k.      Menilai kualitas belajar (Komsiyah, 2012: 111)
Berikut ini adalah tujuan atau fungsi penilaian, yaitu:
a.       Penilaian berfungsi selektif
b.      Penilaian berfungsi diagnostik
c.       Penilaian berfungsi sebagai penempatan
d.      Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan( Arikunto, 2010: 10)
Selain itu perlu diketahui pula adanya tujuan evaluasi media pembelajaran, antara lain:
1.      Memilih media pendidikan yang akan dipergunakan oleh kelas
2.      Untuk  melihat prosedur / mekanisasi penggunaan sesuatu alat
3.      Untuk memeriksa apakah tujuan penggunaan alat tersebut telah tercapai
4.      Menilai kemampuan guru menggunakan media pendidikan
5.      Memberikan informasi untuk kepentingan administrasi
6.      Untuk memperbaiki alat media itu sendiri (Susilana, 2007: 204)
2.      Fungsi Evaluasi
Adapun fungsi evaluasi Pendidikan, Menurut Anas Sudijono secara umum sebagai suatu tindakan atau proses evaluasi pendidikan memiliki tiga fungsi pokok, antara lain:
a. Mengukur kemajuan program pendidikan
b. Menunjang penyusunan rencana program pendidikan
c. Memperbaiki atau menyempurnakan kembali program pendidikan.
Dan secara khusus fungsi evaluasi pendidikan, meliputi:
a.       Secara psikologis, bagi peserta didik dapat mengenal kapasitas dan status dirinya dan bagi pendidik mengetahui kapasitas tetang hasil usahanya
b.      Secara didaktik, bagi peserta didik dorongan perbaikan dan peningkatan prestasi dan bagi pendidik, fungsi diagnostik, fungsi penempatan, fungsi selektif dan fungsi bimbingan serta fungsi instruksional.
c.       Secara admnistratif, memberikan laporan, memberikan data, dan memberikan gambaran
Namun, dilihat dari kepentingannya fungsi evaluasi pendidikan, antara lain:
a.       Bagi pendidik/guru, untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik, kelemahan dalam cara mengajar di PBM, memperbaiki proses belajar mengajar dan menentukan kelulusan peserta didik.
b.      Bagi peserta didik, mengetahu kemampuan dan hasil belajar, memperbaiki cara belajar dan menumbuhkan motivasi dalam belajar.
c.       Bagi sekolah, mengukur mutu hasil pendidikan, mengetahui kemajuan dan kemunduran sekolah, membuat keputusan kepada peserta didik dan mengadakan perbaikan kurikulum.
d.      Bagi orang tua, mengetahui hasil belajar anaknya, meningkatkan pengawasan, bimbingan dan bantuan kepada anaknya dalam usaha belajar.
e.       Bagi masyarakat, mengetahui kemajuan sekolah, memberikan kritik dan saran bagi kurikulum pendidikan di sekolah dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam usahanya membantu lembaga pendidikan.
Maka berdasarkan klasifikasi fungsi evaluasi pendidikan yang beragam, Ngalim Purwanto merinci fungsi evaluasi pendidikan ke dalam empat kelompok, yaitu:
1.      Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah melaksanakan kegiatan belajar dalam jangka waktu tertentu.
2.      Untuk mengetahui keberhasilan program pengajaran, yang meliputi tujuan, materi, metode, kegiatan belajar – mengajar, alat dan sumber belajar serta prosedur dan alat evaluasi pembelajaran.
3.      Untuk keperluan bimbingan konseling, sebagai informasi atau data dalam pelaksanaan bimbingan konseling.
4.      Untuk perbaikan dan pengembangan kurikulum sekolah.

C.      Syarat-Syarat Umum Evaluasi

Dalam menyelenggarakan kegiatan evaluasi, kita perlu memperhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi kegiatan evaluasi tersebut. Syarat-syarat umum yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
1. Kesahihan
Kesahihan menggantikan kata validitas (validity) yang dapat diartikan sebagai ketepatan evaluasi mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Kesahihan dapat diterjemahkan pula sebagai kelayakan interpretasi terhadap hasil dari suatu instrument evaluasi atau tes dan tidak terhadap instrument itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesahihan hasil evaluasi meliputi:
a. Faktor instrumen evaluasi itu sendiri.
b. Faktor-faktor administrasi evaluasi dan penskoran,
c. Faktor-faktor dalam respon-respon siswa
2. Keterandalan
Syarat umum yang juga sama pentingnya dengan kesahihan adalah keterandalan evaluasi. Keterandalan evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan yakni tingkat kepercayaan bahwa suatu instrumen evaluasi mampu memberikan hasil yang tepat.
Faktor-faktoryang mempengaruhi adalah sebagai berikut:
a. Panjang tes
b. Sebaran skor
c. Tingkat kesulitan tes
d. Objektivitas
3. Kepraktisan
Dalam memilih tes dan instrumen evaluasi yang lain kepraktisan merupakan syarat yang tidak dapat diabaikan. Kepraktisan evaluasi terutama dipertimbangkan saat memilih tes atau instrumen evaluasi lain yang dipubliksikan oleh suatu lembaga. Kepraktisan evaluasi dapat diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yang ada pada instrumen evaluasi baik dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasi, memperoleh hasil, maupun kemudahan dalam menyimpannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepraktisan instrumen evaluasi adalah sebagai berikut:
a. Kemudahan mengadministrasi
b. Waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi
c. Kemudahan menskor
d. Kemudahan interpretasi dan aplikasi
e. Tersedianya bentuk instrumen evaluasi yang ekuivalen

D.      Jenis-Jenis Evaluasi Pembelajaran

Berikut ini beberapa bentuk evaluasi pembelajaran yang lazim dilakukan dalam kegiatan pembelajaran:
1.    Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah suatu proses untuk mengumpulkan data tentang aktivitas dan efisiensi penggunaan media yang digunakan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Usman, 2002: 167). Evaluasi formatif adalah evaluassi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan/topik, dan dimaksud untuk mengetahui sejauh manakah suatu proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang telah direncanakan. Menurut Winkel yang dimaksud dengan evaluasi formatif adalah pengunaaan tes-tes selama proses pembelajaran yang masih berlangsung, agar siswa dan guru memperoleh informasi (feedback) mengenai kemajuan yang telah dicapai. Sementara Tesmer menyatakan formative evaluation is a judgement of the strengths and weakness of instruction in its developing stages, for purpose of revising the instruction to improve its effectiveness and appeal. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengontrol sampai seberapa jauh siswa telah menguasai materi yang diajarkan pada pkok bahasan tersebut. Wiersma menyatakan formative testing is done to monitor student progress over period of time.
Ukuran keberhasilan atau kemajuan siswa dalam evaluasi ini adalah penguasaan kemampuan yang telah dirumuskan dalam rumusan tujuan Instruksional khusus (TIK) yang telah ditetapkan sebelumnya. TIK yang akan dicapai pada setiap pembahasan pada suatu pokok bahasan, dirumuskan dengan mengacu pada tingkat kematangan siswa. Artinya TIK dirumuskan dengan memperhatikan kemampuan awal anak dan tingkat kesulitan yang wajar yang diperkirakan masih sangat mungkin dijangkau / dikuasai dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Dengan kata lain evaluasi formatif dilaksanakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai. Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh gambaran siapa saja yang telah berhasil dan siapa yang dianggap belum berhasil untuk selajutnya diambil tindakan-tindakan yang tepat. Tindak lanjut dari evaluasi ini adalah bagi para siswa yang belum berhasil maka akan diberi remedial.
Print (1993) menjelaskan: Formative evaluation is directed towards providing information on learner performance at one or more points during the learning process. Oleh karena evaluasi formatif dilakukan selama program pembelajaran berlangsung, maka sebenarnya evaluasi ini dapat pula berfungsi untuk memperbaiki proses pembelajaran. Artinya, hasil dari evaluasi formatif dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi guru dalam upaya memperbaiki kinerjanya. (Sanjaya, 2009: 246)
2.    Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir satu-satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat berpindah dari satu unit ke unit berikutnya. Winkel mendefinisikan evaluasi sumatif sebagai penggunaan tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan setelah selesai pembahasan suatu bidang studi. Evaluasi sumatif adalah meneliti kembali apakah suatu media layak digunakan atau tidak dalam situasi-situasi tertentu.
Fungsi sumatif adalah apabila evaluasi itu digunakan untuk melihat keberhasilan suatu program yang direncanakan. Oleh karena itu, evaluasi formatif berhubungan dengan pencapaian suatu hasil yang dicapai suatu program. Scriven (1967) menyatakan: “summative evaluation focuses on the out comes of a completed program.” Sejalan dengan Scriven, Print (1993) menjelaskan: summative evaluation is directed toward a general assessment of the degree to which the larger outcome have been attained over the entire course or some substantial part of it, that is, evaluation employed at the end of a learning experience to indicate student achievement. Oleh karena evaluasi sumatif dilakukan untuk menilai keberhasilan siswa setelah berakhir suatu program pembelajaran, maka evaluasi sumatif biasanya dilakukan pada akhir semester. (Sanjaya, 2009: 245)
Evaluasi ini macamnya:
a.       Evaluasi satu lawan satu (one to one)
b.      Evaluasi kelompok kecil (small group evaluation)
c.       Evaluasi lapangan ( field evaluation)(Usman, 2002: 167)
3.     Diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada siswa sehingga dapat diberikan perlakuan yang tepat. Evaluasi diagnostik dapat dilakukan dalam beberapa tahapan, baik pada tahap awal, selama proses, maupun akhir pembelajaran. Pada tahap awal dilakukan terhadap calon siswa sebagai input. Dalam hal ini evaluasi diagnostik dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal atau pengetahuan prasyarat yang harus dikuasai oleh siswa. Pada tahap proses evaluasi ini diperlukan untuk mengetahui bahan-bahan pelajaran mana yang masih belum dikuasai dengan baik, sehingga guru dapat memberi bantuan secara dini agar siswa tidak tertinggal terlalu jauh. Sementara pada tahap akhir evaluasi diagnostik ini untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa atas seluruh meteri yang telah dipelajari. Dengan adanya tes ini kemampuan siswa akan dapat dipantau oleh pendidik atau guru serta guru dapat menentukan tindakan apa yang sebaiknya diambil dalam menanggapi  kemampuan siswanya.
Jenis-jenis evaluasi lainnya yaitu:
1.      Evaluasi perencanaan dan pengembangan
2.      Evaluasi monitoring
3.      Evaluasi dampak
4.      Evaluasi efisiensi-ekonomis
5.      Evaluasi program pembelajaran komprehensif( Arifin, 2011: 33)
Selain itu adapula jenis evaluasi media pembelajaran, antara lain:
1.      Evaluasi bahan bacaan (buku, dan lain-lain)
2.      Evaluasi media gambar diam (photografi)
3.      Evaluasi media grafis ( bagan, diagram, dan lain-lain)
4.      Evaluasi media yang diproyeksikan (OHP, Slide, dan lain-lain)
5.      Evaluasi media audio
6.      Evaluasi media komputer ( Susilana, 2007: 209)

E.       Pendekatan Evaluasi Pembelajaran


















Komponen pembelajaran
 








Pendekatan evaluasi pembelajaran
 











Penafsiran hasil evaluasi
 



 















                         (Arifin, 2011: 85)
1.    Criterion Referenced Evaluation / Criterion Reference Test/ Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Penilaian acuan patokan merupakan norma penilaian yang ditetapkan secara absolute (mutlak) oleh guru atau pembuat tes, berdasarkan atas jumlah soal, bobot masing-masing soal serta prosentase penguasaan yang dipersyaratkan (Nurkancana dan Sumartana, 1986: 78). Tujuan penggunaan tes acuan patokan berfokus pada kelompok perilaku siswa yang khusus. Dengan didasarkan pada kriteria atau standar khusus. Dimaksudkan untuk mendapat gambaran yang jelas tentang performan peserta tes dengan tanpa memperhatikan bagaimana performan tersebut dibandingkan dengan performan yang lain.
  1. Norm Referenced Evaluation/ Norm Reference Test/ Penilaian Acuan Normatif(PAN)
Norma relatif yang disebut juga norma aktual, norma empiris atau dinamakan juga penilaian acuan norma adalah suatu norma yang disusun secara relatif berdasarkan distribusi skor yang dicapai oleh peserta tes. Pada pendekatan acuan norma, standar performan yang digunakan bersifat relatif. Artinya tingkat performan seorang siswa ditetapkan berdasar posisi relatif dalam kelompoknya. Dengan kata lain tinggi rendahnya performan seorang siswa sangat bergantung pada kondisi performan kelompoknya, karena standar pengukuran yang digunakan ialah norma kelompok. Tujuan penggunaan tes acuan norma dimaksudkan untuk mengetahui status peserta tes dalam hubungannya dengan performan kelompok peserta yang lain yang telah mengikuti tes. (Komsiyah, 2012:128)




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

1.    Evaluasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam proses belajar dan pembelajaran. Evaluasi berarti pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri pribadi siswa. Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat tiga komponen, yaitu antara:
a.       Tujuan pembelajaran,
b.      Kegiatan pembelajaran atau KBM,
c.       Evaluasi, (Arikunto, 2010: 24)
2.    Secara umum evaluasi bertujuan untuk melihat sejauhmana suatu program atau suatu kegiatan tertentu dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
3.    Syarat-syarat umum yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
a. Kesahihan
b. Keterandalan
c. Kepraktisan
4. Jenis-jenis evaluasi pebelajaran yang lazim dilakukan dalam proses pembelajaran: Evaluasi formatif, Evaluasi sumatif, dan diagnostik.
Pendekatan tradisional
 
5.  Pendekatan evaluasi pembelajaran







Pendekatan evaluasi pembelajaran
 

 











B.       Saran

  1. Semoga dengan adanya makalah ini pembaca, khusunya pendidik, atau calon pendidik  dapat memberikan perhatian lebih dalam hal yang berkaitan dengan evaluasi sehingga seorang pendidik akan mempunyai dasar yang kuat dalam melakukan penilaian terhadap siswanya.
  2. Akan lebih baik apabila pembaca, utamanya bagi pendidik ataupun calon pendidik untuk lebih memperdalam pengetahuannya dalam hal evaluasi pembelajaran dan menerapkan proses evaluasi tersebut secara benar dan tepat.
  3. Hendaknya pembaca ataupun tenaga pengajar tidak mengabaikan serta tidak bertindak asal-asalan dalam kaitannya dengan proses evaluasi pembelajaran.
  4. Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat mengerti, memahami, serta mengetahui kajian-kajian tentang evaluasi pembelajaran.
















DAFTAR PUSTAKA

Abdul Jabar; Cepi Safruddin; Arikunto, Suharsimi. 2007. Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Ed.Revisi. Jakarta: PT Bumi Aksara
Komsiyah, Indah. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Teras.
Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nurkancana, Wayan; Sumartana PPN.1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Reece, Lan & Stephen Walker. 1997. Teaching Training and Learning Third Edition. Great Britain: Businiss Education Publishers Limitea.
Sanjaya, Wina. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Susilana, Rudi; Riyana, Cepi. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Usman, M. Basyiruddin, Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.