Rabu, 23 Januari 2013
Sabtu, 05 Januari 2013
Makalah Belajar dan Pembelajaran
![]() |
|||
![]() |
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran
Yang
diampu oleh Saiful Bahri, S.Ag., M.Pd.
![]() |
DISUSUN
OLEH:
Imam
Chanafi Andri Wachid (3214113009)
Linda
Pebriani (3214113012)
M.
Nurul Huda (3214113017)
Sulkha
Nurin (3214113028)
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) TULUNGAGUNG
JURUSAN
TARBIYAH PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA
OKTOBER
2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami selaku penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah Belajar dan Pembelajaran dengan tema Evaluasi Belajar dan Pembelajaran
ini dengan tepat waktu.
Kami
mengulas beberapa hal dalam makalah ini yaitu tentang pengertian dan prinsip
umum evaluasi, tujuan evaluasi, syarat-syarat umum evaluasi, jenis-jenis
evaluasi pembelajaran, serta pendekatan evaluasi pembelajaran.
Ucapan
terima kasih
kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah mendukung dalam penyelesaian
makalah ini:
- Saiful Bahri, S.Ag., M.Pd. yang telah memberikan tugas serta arahan kepada kami dalam pembuatan makalah ini.
- Orang tua kami yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
- Serta teman-teman kami dan semua pihak yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam pembuatan makalah ini.
Kami
selaku penulis menyadari bahwa masih perlu adanya penyempurnaan dalam makalah
ini, untuk itu kami mengharapkan saran,
kritik, dan masukan yang bersifat konstruktif dan membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah Belajar
dan Pembelajaran dengan tema Evaluasi Belajar dan Pembelajaran ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca serta khususnya bagi penulis sebagai penambah
wawasan dan pengetahuan.
Tulungagung, Oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Evaluasi
belajar dan pembelajaran sangatlah penting utamanya di dunia pendidikan. Hal
ini dikarenakan evaluasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
pencapaian peserta didik dalam menempuh mata pelajaran yang telah disajikan.
Sehingga untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan
dapat tercapai, apakah aktivitas yang dilakukan telah berhasil mencapai
sasaran, apakah prosedur kerja yang dilakukan sudah tepat, apakah sumber daya
yang dimiliki sudah dapat dimobilisasi secara optimal untuk mencapai tujuan,
dan apakah elemen-elemen pendukung kegiatan sudah berfungsi dengan baik,
digunakan suatu evaluasi untuk semua hal tersebut. Peran evaluasi merupakan hal
yang sangat penting dan keberadaannya tidak dapat tergantikan. Dengan adanya
evaluasi seorang pengajar akan mampu melihat perkembangan dari setiap peserta
didiknya dan dapat melakukan tindakan lebih lanjut manakala peserta didiknya
mengalami kemunduran dalam pencapaian hasil belajar atau peserta didik belum
mampu mencapai prestasi yang optimal.
Sehingga
untuk dapat melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan benar, seorang pendidik
atau guru dipersyaratkan mengetahui berbagai dimensi yang terkait dengan
evaluasi. Terutama yang berkaitan dengan hakikat evaluasi, prinsip-prinsip
evaluasi, jenis-jenis evaluasi dan prosedur evaluasi di dalam pembelajaran.
Untuk itu, di dalam makalah ini kami akan mengulas hal-hal penting yang erat
kaitannya dengan evaluasi belajar dan pembelajaran. Sehingga nantinya dapat
dijadikan sebagai suatu pedoman atau acuan dalam melakukan proses evaluasi.
B. Rumusan Masalah
Makalah
Belajar dan Pembelajaran dengan tema Evaluasi Belajar dan Pembelajaran ini kami
susun dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Apa pengertian dan prinsip umum
evaluasi?
2.
Apa saja tujuan dari evaluasi?
3.
Apa saja syarat-syarat umum evaluasi?
4.
Apa yang termasuk dalam jenis-jenis
evaluasi pembelajaran?
5.
Pendekatan apa yang digunakan dalam
evaluasi pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah:
1.
Agar pembaca dapat memahami tentang
pengertian dan prinsip umum evaluasi.
2.
Agar pembaca dapat mengetahui tentang
tujuan-tujuan dari adanya evaluasi pembelajaran.
3.
Agar pembaca dapat mengetahui tentang
syarat-syarat umum dalam evaluasi pembelajaran.
4.
Agar baik penulis maupun pembaca dapat
mengetahui dan memahami tentang jenis-jenis evaluasi pembelajaran serta
pendekatan apa saja yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran.
5.
Agar penulisan ini dapat dijadikan
sebagai suatu referensi bagi guru kaitannya dengan penerapan evaluasi
pembelajaran.
D. Manfaat Penulisan
1.
Sebagai penambah wawasan dan pengetahuan
tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengertian dan prinsip-prinsip umum
evaluasi.
2.
Sebagai penambah wawasan tentang semua
hal kaitannya tentang tujuan-tujuan, syarat-syarat, jenis-jenis evaluasi serta
pendekatan- pendekatan yang digunakan dalam evaluasi.
3.
Sebagai referensi bagi pembaca khususnya
bagi pendidik atau calon pendidik dalam melakukan suatu evaluasi di dunia
pendidikan.
4.
Sebagai suatu pedoman atau acuan bagi
pendidik atau calon pendidik dalam mengadakan evaluasi, agar pelaksanaan
evaluasi dapat berjalan dengan baik dan benar.
5.
Makalah ini dapat dijadikan sebagai
pendukung yang nantinya hal-hal yang ada di dalam makalah ini dapat berguna
serta dapat dijadikan sebagai motivasi serta dapat diterapkan dalam kehidupan
nyata.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Prinsip Umum Evaluasi
1.
Pengertian Evaluasi
Evaluasi
berarti pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam
kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana
tingkat perubahan dalam diri pribadi siswa. Pada awalnya pengertian evaluasi
pendidikan selalu dikaitkan dengan prestasi belajar siswa. Seperti definisi yang
pertama dikembangkan oleh: Ralph Tyler beliau mengatakan, bahwa evaluasi
merupakan proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa,
dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang
belum ada dan apa sebabnya. Untuk definisi yang lebih luas dikemukakan oleh dua
orang ahli lain yaitu Cronbach dan Stufflebeam, definisi tersebut adalah bahwa
proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi
digunakan untuk membuat keputusan. Evaluasi berasal dari
kata evaluation (bahasa inggris) kata
tersebut diserap ke dalam perbendaharaan istilah bahasa Indonesia dengan tujuan
mempertahankan kata aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal Indonesia menjadi
evaluasi. Istilah penilaian merupakan kata benda dari nilai. (Abdul Jabar,
2007: 1)
Wiersma dan Jurs
membedakan antara evaluasi, pengukuran, dan testing. Keduanya berpendapat bahwa
evaluasi adalah suatu proses yang mencakup pengukuran dan mungkin juga testing,
yang juga berisi pengambilan keputusan tentang nilai. Pendapat ini sejalan
dengan pendapat Arikunto yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan
mengukur dan menilai. Kedua pendapat di atas secara implisit menyatakan bahwa
evaluasi memiliki cakupan yang lebih luas daripada pengukuran dan testing.
(Komsiyah, 2012: 105)
Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu
ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu
keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat
kualitatif. Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas, yakni mengukur
dan menilai. Di dalam istilah asingnya, pengukuran adalah measurement sedang
penilaian adalah evaluation. Dari kata evaluation inilah diperoleh kata
Indonesia evaluasi yang berarti menilai.(tetapi dilakukan dengan mengukur
terlebih dahulu). (Arikunto, 2010: 3)
Evaluasi pembelajaran merupakan
penilaian kegiatan dan kemajuan belajar mahasiswa yang dilakukan secara berkala
yang berbentuk ujian, praktikum, tugas, dan atau pengamatan oleh dosen. Bentuk
ujian meliputi ujian tengah semester, ujian akhir semester, dan ujian tugas
akhir. Pembobotan masing-masing unsur penilaian ditetapkan dengan kesepakatan
antara dosen pembina matakuliah dan mahasiswa berdasarkan silabus matakuliah
yang diatur dalam pedoman akademik masing-masing fakultas/program studi setara
fakultas dan program pascasarjana.
Evaluasi Pendidikan adalah kegiatan menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan. Evaluasi ini dilakukan oleh guru, Seorang guru harus melakukan evaluasi terhadap hasil tes dan menetapkan standar keberhasilan. Contoh: jika siswa sudah mencapai suatu kompetensi dasar, maka pelajaran dilanjutkan ke materi berikutnya, jika belum maka diadakan remedial. ( Majid, 2007: 224)
Evaluasi Pendidikan adalah kegiatan menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan. Evaluasi ini dilakukan oleh guru, Seorang guru harus melakukan evaluasi terhadap hasil tes dan menetapkan standar keberhasilan. Contoh: jika siswa sudah mencapai suatu kompetensi dasar, maka pelajaran dilanjutkan ke materi berikutnya, jika belum maka diadakan remedial. ( Majid, 2007: 224)
2. Prinsip Umum Evaluasi
Ada
satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi
atau hubungan erat tiga komponen, yaitu antara:
a. Tujuan
pembelajaran,
b. Kegiatan
pembelajaran atau KBM,
c. Evaluasi,
(Arikunto, 2010: 24)
Gambar bagan prinsip evaluasi
tersebut adalah:
![]() |
|||||||||
|
|
||||||||
![]() |
|||||||||
Prinsip-prinsip
umum evaluasi tersebut hendaknya bersifat:
1. Kontinuitas
2. Komprehensif
3. Adil
dan objektif
4. Kooperatif
5. Praktis(
Arifin, 2011: 30)
Berikut
ini beberapa prinsip dalam suatu penilaian:
1. Penilaian
hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif
2. Harus
dibedakan antara penskoran (scoring)
dan penilaian (grading)
3. Dalam
proses pemberian nilai hendakya diperhatikan adanya 2 macam orientasi, yaitu
penilaian yang norm referenced (dalam
kelompok) dan yang criterion referenced (individu)
4. Kegiatan
pemberian nilai hendaknya merupakan bagian integral dari proses belajar
mengajar artinya menjadi feedback atau umpan balik
5. Penilaian
harus bersifat komparabel (adil)
6. Sistem
penilaian yang dipergunakan hendaknya jelas bagi siswa dan bagi pengajar
sendiri (Purwanto, 2006: 72)
B. Tujuan Evaluasi
- Tujuan Evaluasi
Secara
umum evaluasi bertujuan untuk melihat sejauh mana suatu program atau suatu
kegiatan tertentu dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Secara spesifik
evaluasi memiliki banyak tujuan dan manfaat. Karena itu menurut (Reece dan
Walker, 1997:420) terdapat beberapa alasan mengapa evaluasi harus dilakukan
yaitu:
a. Memperkuat
kegiatan belajar
b. Menguji
pemahaman dan kemampuan siswa
c. Memastikan
pengetahuan prasyarat yang sesuai
d. Mendukung
terlaksananya kegiatan pembelajaran
e. Memotivasi
siswa
f. Memberi
umpan balik bagi siswa
g. Memberi
umpan balik bagi guru
h. Memelihara
standar mutu
i.
Mencapai kemajuan proses dan hasil
belajar
j.
Memprediksi kinerja pembelajaran
selanjutnya
k. Menilai
kualitas belajar (Komsiyah, 2012: 111)
Berikut
ini adalah tujuan atau fungsi penilaian, yaitu:
a. Penilaian
berfungsi selektif
b. Penilaian
berfungsi diagnostik
c. Penilaian
berfungsi sebagai penempatan
d. Penilaian
berfungsi sebagai pengukur keberhasilan( Arikunto, 2010: 10)
Selain
itu perlu diketahui pula adanya tujuan evaluasi media pembelajaran, antara lain:
1. Memilih
media pendidikan yang akan dipergunakan oleh kelas
2. Untuk melihat prosedur / mekanisasi penggunaan
sesuatu alat
3. Untuk
memeriksa apakah tujuan penggunaan alat tersebut telah tercapai
4. Menilai
kemampuan guru menggunakan media pendidikan
5. Memberikan
informasi untuk kepentingan administrasi
6. Untuk
memperbaiki alat media itu sendiri (Susilana, 2007: 204)
2. Fungsi
Evaluasi
Adapun fungsi evaluasi Pendidikan, Menurut Anas
Sudijono secara umum sebagai suatu tindakan atau proses evaluasi pendidikan memiliki
tiga fungsi pokok, antara lain:
a.
Mengukur kemajuan program pendidikan
b.
Menunjang penyusunan rencana program pendidikan
c.
Memperbaiki atau menyempurnakan kembali program pendidikan.
Dan
secara khusus fungsi evaluasi pendidikan, meliputi:
a. Secara
psikologis, bagi peserta didik dapat mengenal kapasitas dan status dirinya dan
bagi pendidik mengetahui kapasitas tetang hasil usahanya
b. Secara
didaktik, bagi peserta didik dorongan perbaikan dan peningkatan prestasi dan
bagi pendidik, fungsi diagnostik, fungsi penempatan, fungsi selektif dan fungsi
bimbingan serta fungsi instruksional.
c. Secara
admnistratif, memberikan laporan, memberikan data, dan memberikan gambaran
Namun,
dilihat dari kepentingannya fungsi evaluasi pendidikan, antara lain:
a. Bagi
pendidik/guru, untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik, kelemahan dalam
cara mengajar di PBM, memperbaiki proses belajar mengajar dan menentukan
kelulusan peserta didik.
b. Bagi
peserta didik, mengetahu kemampuan dan hasil belajar, memperbaiki cara belajar
dan menumbuhkan motivasi dalam belajar.
c. Bagi
sekolah, mengukur mutu hasil pendidikan, mengetahui kemajuan dan kemunduran
sekolah, membuat keputusan kepada peserta didik dan mengadakan perbaikan
kurikulum.
d. Bagi
orang tua, mengetahui hasil belajar anaknya, meningkatkan pengawasan, bimbingan
dan bantuan kepada anaknya dalam usaha belajar.
e. Bagi
masyarakat, mengetahui kemajuan sekolah, memberikan kritik dan saran bagi
kurikulum pendidikan di sekolah dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
usahanya membantu lembaga pendidikan.
Maka berdasarkan klasifikasi fungsi evaluasi
pendidikan yang beragam, Ngalim Purwanto merinci fungsi evaluasi pendidikan ke
dalam empat kelompok, yaitu:
1. Untuk
mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah
melaksanakan kegiatan belajar dalam jangka waktu tertentu.
2. Untuk
mengetahui keberhasilan program pengajaran, yang meliputi tujuan, materi,
metode, kegiatan belajar – mengajar, alat dan sumber belajar serta prosedur dan
alat evaluasi pembelajaran.
3. Untuk
keperluan bimbingan konseling, sebagai informasi atau data dalam pelaksanaan
bimbingan konseling.
4. Untuk
perbaikan dan pengembangan kurikulum sekolah.
C. Syarat-Syarat Umum Evaluasi
Dalam menyelenggarakan kegiatan evaluasi, kita perlu
memperhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi kegiatan evaluasi tersebut.
Syarat-syarat umum yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
1. Kesahihan
1. Kesahihan
Kesahihan menggantikan kata validitas (validity) yang dapat diartikan sebagai ketepatan evaluasi
mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Kesahihan dapat diterjemahkan pula
sebagai kelayakan interpretasi terhadap hasil dari suatu instrument evaluasi
atau tes dan tidak terhadap instrument itu sendiri. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kesahihan hasil evaluasi meliputi:
a. Faktor
instrumen evaluasi itu sendiri.
b. Faktor-faktor administrasi evaluasi dan penskoran,
c. Faktor-faktor dalam respon-respon siswa
b. Faktor-faktor administrasi evaluasi dan penskoran,
c. Faktor-faktor dalam respon-respon siswa
2. Keterandalan
Syarat umum yang juga sama
pentingnya dengan kesahihan adalah keterandalan evaluasi. Keterandalan evaluasi
berhubungan dengan masalah kepercayaan yakni tingkat kepercayaan bahwa suatu
instrumen evaluasi mampu memberikan hasil yang tepat.
Faktor-faktoryang mempengaruhi adalah sebagai berikut:
Faktor-faktoryang mempengaruhi adalah sebagai berikut:
a. Panjang
tes
b. Sebaran skor
c. Tingkat kesulitan tes
d. Objektivitas
b. Sebaran skor
c. Tingkat kesulitan tes
d. Objektivitas
3.
Kepraktisan
Dalam memilih tes dan instrumen
evaluasi yang lain kepraktisan merupakan syarat yang tidak dapat diabaikan.
Kepraktisan evaluasi terutama dipertimbangkan saat memilih tes atau instrumen
evaluasi lain yang dipubliksikan oleh suatu lembaga. Kepraktisan evaluasi dapat
diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yang ada pada instrumen evaluasi baik
dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasi, memperoleh hasil, maupun kemudahan
dalam menyimpannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepraktisan instrumen
evaluasi adalah sebagai berikut:
a.
Kemudahan mengadministrasi
b. Waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi
c. Kemudahan menskor
d. Kemudahan interpretasi dan aplikasi
e. Tersedianya bentuk instrumen evaluasi yang ekuivalen
b. Waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi
c. Kemudahan menskor
d. Kemudahan interpretasi dan aplikasi
e. Tersedianya bentuk instrumen evaluasi yang ekuivalen
D. Jenis-Jenis Evaluasi Pembelajaran
Berikut ini beberapa bentuk
evaluasi pembelajaran yang lazim dilakukan dalam kegiatan pembelajaran:
1. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah suatu proses untuk
mengumpulkan data tentang aktivitas dan efisiensi penggunaan media yang
digunakan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Usman, 2002: 167).
Evaluasi formatif adalah evaluassi
yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan/topik, dan
dimaksud untuk mengetahui sejauh manakah suatu proses pembelajaran telah
berjalan sebagaimana yang telah direncanakan. Menurut Winkel yang dimaksud
dengan evaluasi formatif adalah pengunaaan tes-tes selama proses pembelajaran
yang masih berlangsung, agar siswa dan guru memperoleh informasi (feedback)
mengenai kemajuan yang telah dicapai. Sementara Tesmer menyatakan formative evaluation is a judgement of the
strengths and weakness of instruction in its developing stages, for purpose of
revising the instruction to improve its effectiveness and appeal. Evaluasi
ini dimaksudkan untuk mengontrol sampai seberapa jauh siswa telah menguasai
materi yang diajarkan pada pkok bahasan tersebut. Wiersma menyatakan formative testing is done to monitor student
progress over period of time.
Ukuran keberhasilan atau kemajuan siswa dalam evaluasi ini adalah penguasaan kemampuan yang telah dirumuskan dalam rumusan tujuan Instruksional khusus (TIK) yang telah ditetapkan sebelumnya. TIK yang akan dicapai pada setiap pembahasan pada suatu pokok bahasan, dirumuskan dengan mengacu pada tingkat kematangan siswa. Artinya TIK dirumuskan dengan memperhatikan kemampuan awal anak dan tingkat kesulitan yang wajar yang diperkirakan masih sangat mungkin dijangkau / dikuasai dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Dengan kata lain evaluasi formatif dilaksanakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai. Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh gambaran siapa saja yang telah berhasil dan siapa yang dianggap belum berhasil untuk selajutnya diambil tindakan-tindakan yang tepat. Tindak lanjut dari evaluasi ini adalah bagi para siswa yang belum berhasil maka akan diberi remedial.
Ukuran keberhasilan atau kemajuan siswa dalam evaluasi ini adalah penguasaan kemampuan yang telah dirumuskan dalam rumusan tujuan Instruksional khusus (TIK) yang telah ditetapkan sebelumnya. TIK yang akan dicapai pada setiap pembahasan pada suatu pokok bahasan, dirumuskan dengan mengacu pada tingkat kematangan siswa. Artinya TIK dirumuskan dengan memperhatikan kemampuan awal anak dan tingkat kesulitan yang wajar yang diperkirakan masih sangat mungkin dijangkau / dikuasai dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Dengan kata lain evaluasi formatif dilaksanakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai. Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh gambaran siapa saja yang telah berhasil dan siapa yang dianggap belum berhasil untuk selajutnya diambil tindakan-tindakan yang tepat. Tindak lanjut dari evaluasi ini adalah bagi para siswa yang belum berhasil maka akan diberi remedial.
Print
(1993) menjelaskan: Formative evaluation
is directed towards providing information on learner performance at one or more
points during the learning process. Oleh karena evaluasi formatif dilakukan
selama program pembelajaran berlangsung, maka sebenarnya evaluasi ini dapat
pula berfungsi untuk memperbaiki proses pembelajaran. Artinya, hasil dari
evaluasi formatif dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi guru dalam upaya
memperbaiki kinerjanya. (Sanjaya, 2009: 246)
2.
Evaluasi
Sumatif
Evaluasi
sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir satu-satuan waktu yang
didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat berpindah dari satu unit ke
unit berikutnya. Winkel mendefinisikan evaluasi sumatif sebagai penggunaan
tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa
atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan setelah
selesai pembahasan suatu bidang studi. Evaluasi sumatif adalah
meneliti kembali apakah suatu media layak digunakan atau tidak dalam
situasi-situasi tertentu.
Fungsi sumatif adalah apabila evaluasi itu digunakan
untuk melihat keberhasilan suatu program yang direncanakan. Oleh karena itu,
evaluasi formatif berhubungan dengan pencapaian suatu hasil yang dicapai suatu
program. Scriven (1967) menyatakan: “summative
evaluation focuses on the out comes of a completed program.” Sejalan dengan
Scriven, Print (1993) menjelaskan: summative
evaluation is directed toward a general assessment of the degree to which the
larger outcome have been attained over the entire course or some substantial
part of it, that is, evaluation employed at the end of a learning experience to
indicate student achievement. Oleh karena evaluasi sumatif dilakukan untuk
menilai keberhasilan siswa setelah berakhir suatu program pembelajaran, maka
evaluasi sumatif biasanya dilakukan pada akhir semester. (Sanjaya, 2009: 245)
Evaluasi ini macamnya:
a. Evaluasi
satu lawan satu (one to one)
b. Evaluasi
kelompok kecil (small group evaluation)
c. Evaluasi
lapangan ( field evaluation)(Usman, 2002: 167)
3. Diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi
yang digunakan untuk mengetahui kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan
yang ada pada siswa sehingga dapat diberikan perlakuan yang tepat. Evaluasi
diagnostik dapat dilakukan dalam beberapa tahapan, baik pada tahap awal, selama
proses, maupun akhir pembelajaran. Pada tahap awal dilakukan terhadap calon siswa
sebagai input. Dalam hal ini evaluasi diagnostik dilakukan untuk mengetahui
kemampuan awal atau pengetahuan prasyarat yang harus dikuasai oleh siswa. Pada
tahap proses evaluasi ini diperlukan untuk mengetahui bahan-bahan pelajaran
mana yang masih belum dikuasai dengan baik, sehingga guru dapat memberi bantuan
secara dini agar siswa tidak tertinggal terlalu jauh. Sementara pada tahap
akhir evaluasi diagnostik ini untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa atas
seluruh meteri yang telah dipelajari. Dengan adanya tes ini kemampuan siswa
akan dapat dipantau oleh pendidik atau guru serta guru dapat menentukan
tindakan apa yang sebaiknya diambil dalam menanggapi kemampuan siswanya.
Jenis-jenis evaluasi lainnya yaitu:
Jenis-jenis evaluasi lainnya yaitu:
1. Evaluasi
perencanaan dan pengembangan
2. Evaluasi
monitoring
3. Evaluasi
dampak
4. Evaluasi
efisiensi-ekonomis
5. Evaluasi
program pembelajaran komprehensif( Arifin, 2011: 33)
Selain itu adapula jenis evaluasi media pembelajaran,
antara lain:
1. Evaluasi
bahan bacaan (buku, dan lain-lain)
2. Evaluasi
media gambar diam (photografi)
3. Evaluasi
media grafis ( bagan, diagram, dan lain-lain)
4. Evaluasi
media yang diproyeksikan (OHP, Slide, dan lain-lain)
5. Evaluasi
media audio
6. Evaluasi
media komputer ( Susilana, 2007: 209)
E. Pendekatan Evaluasi Pembelajaran
![]() |
||||||||||||
|
||||||||||||
![]() |
||||||||||||
![]() |
||||||||||||
|
||||||||||||
![]() |
||||||||||||
![]() |
||||||||||||
|
||||||||||||
(Arifin,
2011: 85)
1.
Criterion
Referenced Evaluation / Criterion Reference Test/ Penilaian
Acuan Patokan (PAP)
Penilaian acuan patokan merupakan norma penilaian
yang ditetapkan secara absolute (mutlak)
oleh guru atau pembuat tes, berdasarkan atas jumlah soal, bobot masing-masing
soal serta prosentase penguasaan yang dipersyaratkan (Nurkancana dan Sumartana,
1986: 78). Tujuan penggunaan tes acuan patokan berfokus pada kelompok perilaku
siswa yang khusus. Dengan didasarkan pada kriteria atau standar khusus.
Dimaksudkan untuk mendapat gambaran yang jelas tentang performan peserta tes
dengan tanpa memperhatikan bagaimana performan tersebut dibandingkan dengan
performan yang lain.
- Norm Referenced Evaluation/ Norm Reference Test/ Penilaian Acuan Normatif(PAN)
Norma relatif yang disebut juga norma aktual, norma
empiris atau dinamakan juga penilaian acuan norma adalah suatu norma yang
disusun secara relatif berdasarkan distribusi skor yang dicapai oleh peserta
tes. Pada pendekatan acuan norma, standar performan yang digunakan bersifat
relatif. Artinya tingkat performan seorang siswa ditetapkan berdasar posisi
relatif dalam kelompoknya. Dengan kata lain tinggi rendahnya performan seorang
siswa sangat bergantung pada kondisi performan kelompoknya, karena standar pengukuran
yang digunakan ialah norma kelompok. Tujuan penggunaan tes acuan norma
dimaksudkan untuk mengetahui status peserta tes dalam hubungannya dengan
performan kelompok peserta yang lain yang telah mengikuti tes. (Komsiyah,
2012:128)
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Evaluasi merupakan suatu hal yang
sangat penting dalam proses belajar dan pembelajaran. Evaluasi berarti
pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam
kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana
tingkat perubahan dalam diri pribadi siswa. Ada satu prinsip umum
dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau hubungan
erat tiga komponen, yaitu antara:
a. Tujuan
pembelajaran,
b. Kegiatan
pembelajaran atau KBM,
c. Evaluasi,
(Arikunto, 2010: 24)
2. Secara
umum evaluasi bertujuan untuk melihat sejauhmana suatu program atau suatu
kegiatan tertentu dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
3. Syarat-syarat umum yang harus
dipenuhi adalah sebagai berikut:
a. Kesahihan
a. Kesahihan
b.
Keterandalan
c.
Kepraktisan
4. Jenis-jenis
evaluasi pebelajaran yang lazim dilakukan dalam proses pembelajaran: Evaluasi
formatif, Evaluasi sumatif, dan diagnostik.
|
![]() |
|||
|
|||
B. Saran
- Semoga dengan adanya makalah ini pembaca, khusunya pendidik, atau calon pendidik dapat memberikan perhatian lebih dalam hal yang berkaitan dengan evaluasi sehingga seorang pendidik akan mempunyai dasar yang kuat dalam melakukan penilaian terhadap siswanya.
- Akan lebih baik apabila pembaca, utamanya bagi pendidik ataupun calon pendidik untuk lebih memperdalam pengetahuannya dalam hal evaluasi pembelajaran dan menerapkan proses evaluasi tersebut secara benar dan tepat.
- Hendaknya pembaca ataupun tenaga pengajar tidak mengabaikan serta tidak bertindak asal-asalan dalam kaitannya dengan proses evaluasi pembelajaran.
- Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat mengerti, memahami, serta mengetahui kajian-kajian tentang evaluasi pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Jabar; Cepi Safruddin; Arikunto, Suharsimi.
2007. Evaluasi Program Pendidikan Pedoman
Teoritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Ed.Revisi. Jakarta: PT Bumi Aksara
Komsiyah, Indah. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Teras.
Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Nurkancana, Wayan; Sumartana PPN.1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Reece, Lan & Stephen Walker. 1997. Teaching Training and Learning Third
Edition. Great Britain: Businiss Education Publishers Limitea.
Sanjaya, Wina. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Susilana, Rudi; Riyana, Cepi. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana
Prima.
Usman, M. Basyiruddin, Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat
Pers.
Langganan:
Postingan (Atom)